Back

Doa Pilihan

1

Menyanjung Allah

لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ ، اللهُ أكْبَرُ كَبِيراً ، وَالحَمْدُ للهِ كَثيراً ، وَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَالِمينَ ، وَلاَ حَولَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَزِيزِ الحَكِيمِ

Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah yang banyak, Maha Suci Allah Rabb semesta alam, serta tidak ada daya dan upaya kecuali bersama Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

Kitab Al-Adzkar Riyadhus Sholihin, Bab Keutamaan Dzikir dan Dorongan untuk Berdzikir (Hadits no. 1414)

Penjelasan:

  1. Disunnahkan untuk berdzikir dan menyanjung Allah sebelum doa. Karena Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan seorang Arab Badui sanjungan pada Allah dahulu sebelum doa. Ini yang disebut at-takhliyyah qabla at-tahliyyah, membersihkan dahulu sebelum menghiasi dan mengisi.
  2. Arti laa hawla wa laa quwwata illa billah, sebagaimana kata Ibnu Mas'ud, “Laa hawla berarti tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan Allah. Wa laa quwwata berarti tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.” (Syarh Shahih Muslim, 17:26-27)

Referensi: Rumaysho

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

"Berdo'alah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do'a dari hati yang lalai."

(HR. Tirmidzi no. 3479. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Sumber Rumaysho